oleh: Ikhwan Kurniawan, S.Pd
1.
Pengertian Bermain
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan
sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah kehidupannya. Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang
dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan seorang anak. Harlock (1978:320)
bermain ialah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Piaget (dalam Harlock 1978:320) menjelaskan
bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk kesenangan
fungsional.
Pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yakni
memelihara perkembangan dan pertumbuhan optimal anak usia dini melalui
pendekatan bermain kreatif, interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan
bermain anak. Penekanan dari bermain adalah perkembangan kreativitas dari
anak-anak (Sujiono, 2009:145).
2.
Karakteristik Bermain Anak Usia Dini
Karakteristik kegiatan bermain
pada anak usia dini, yaitu: 1) bermain muncul dari dalam diri anak, 2) bermain
bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan untuk dinikmati, 3) bermain adalah
aktivitas nyata atau sesungguhnya, 4) bermain harus difokuskan pada proses
bukan hasil, 5) bermain harus didominasi oleh pemain, 6) bermain harus
melibatkan peran aktif dari pemain (Jeffree, Mc Conkey dan Hewson dalam Sujiono
2009:146)
Bermain merupakan bagian yang sedemikian diterima
dalam kehidupan anak sekarang sehingga hanya sedikit orang ragu-ragu
mempertimbangkan arti pentingnya perkembangan anak. Sepanjang masa kanak-kanak
, bermain sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak (Harlock
1978:322).
Sutton-Smith (dalam Harlock 1978:322) menjelaskan
bermain bagi anak terdiri atas empat metode dasar yang membuat kita mengetahui
tentang dunia, meniru, eksplorasi, menguji dan membangun. Dengan bermain anak
akan mendapat pengetahuan dari aktivitas bermainnya.
3. Penggolongan Bermain Berdasarkan Aktivitas Bermain
Harlock (1978:320) bermain secara garis besar
dapat dibagi menjadi dua kategori, aktif dan pasif (hiburan). Dalam bermain
aktif kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri,
sedangkan bermain pasif kesenangan didapat dari orang lain.
Bentuk kegiatan bermain aktif diantaranya yaitu:
a) exploratoryu play (bermain
mengamati/menyelidiki), anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok
apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha
membongkar, b) construction play (bermain
kontruksi) anak biasanya melakukan aktivitas dengan menyusun balok-bolok
menjadi bentuk-bentuk rumah, dan lain-lain, c) dramatic play (bermain drama) anak biasanya bermain sandiwara
boneka, main rumah-rumahan, dan lain sebagainya.
Dalam bermain aktif, kesenangan akan timbul dari
apa yang dilakukan individu, apakah dalam bentuk berlari atau membuat sesuatu
mainan. Kegiatan bermain aktif ini anak dapat mengeksplorasi lingkungan dengan
melakukan eksperimen yang dapat memunculkan pengetahuan baru bagi anak.
Kegiatan semacam ini dapat dilakukan diluar sekolah.
Bermain pasif anak berperan pasif, antara lain
dengan melihat atau mendengar. Bermain pasif ini idealnya dilakukan setelah
anak lelah setelah bermain aktif dan menumbuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihan, misalnya dengan melihat gambar, mendengarkan cerita,
nonton televisi dan lain-lain. Kesenangan yang diperoleh anak dengan cara
melihat atau menikmati apa yang dilihat oleh anak. Triyono (2005:45) aktifitas
bermain diharapkan mampu memfasilitasi perkembangan kognitif/intelektual,
sosial, emosional, dan motorik anak.
4. Makna Bermain Bagi Anak
Bagi anak usia dini, bermain bukanlah merupakan kegiatan main-main.
Bermain adalah kegiatan pokok dan penting untuk anak, karena bermain bagi anak
mempunyai nilai yang sama dengan bekerja dan belajar bagi orang dewasa. Artinya
bermain merupakan sarana untuk mengubah kekuatan potensial yang ada dalam diri
anak menjadi pelbagai kemampuan dan kecakapan dalam kehidupan anak kelak.
Sebagaimana makan dan minum, bernapas dan tidur, kegiatan bermain sangat
penting bagi kesehatan dan kesejahteraan anak. Melalui bermain, anak
mendapatkan berbagai pengalaman untuk mengenal dunia sekitarnya. Dengan
stimulasi bermain pula anak dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya,
sehingga memberikan dasar yang kokoh dan kuat bagi pemecahan kesulitan hidupnya
di kemudian hari.
5. Tahapan Perkembangan Bermaian Pada Aanak
usia Dini
Menurut
Elizabeth B. Hurlock ada empat tahap bermain anak usia dini yaitu sebagai
berikut :
1. Tahap Eksplorasi (usia 3 bulan -
1 tahun)
Permainan
terdiri atas melihat orang dan benda yang ada di sekitarnya, serta melakukan
usaha acak untuk menggapai benda yang diacungkannya.
2. Tahap permainan (usia 1 tahun – 6
tahun)
Anak mulai
tertarik dengan mainan dan bermain dengan mainannya sendiri.
3. Tahap bermain (6 tahun – 12
tahun)
Anak
mulai menyadari banyak teman di sekitarnya yang membuat anak tertarik untuk
bermain bersama-sama.
4. Tahap melamun (12 tahun ke atas)
Semakin mendekati
masa puber, anak mulai kehilangan minat dalam permainan yang sebelumnya
disenangi, dan banyak menghabiskan waktunya dengan melamun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar