Jumat, 07 Juli 2017

BERMAIN PADA ANAK USIA DINI

oleh: Ikhwan Kurniawan, S.Pd



1.      Pengertian Bermain
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah kehidupannya. Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan seorang anak. Harlock (1978:320) bermain ialah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Piaget (dalam Harlock 1978:320) menjelaskan bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk kesenangan fungsional.
Pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yakni memelihara perkembangan dan pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain kreatif, interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak. Penekanan dari bermain adalah perkembangan kreativitas dari anak-anak (Sujiono, 2009:145).

2.      Karakteristik Bermain Anak Usia Dini
Karakteristik kegiatan bermain pada anak usia dini, yaitu: 1) bermain muncul dari dalam diri anak, 2) bermain bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan untuk dinikmati, 3) bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya, 4) bermain harus difokuskan pada proses bukan hasil, 5) bermain harus didominasi oleh pemain, 6) bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain (Jeffree, Mc Conkey dan Hewson dalam Sujiono 2009:146)

Bermain merupakan bagian yang sedemikian diterima dalam kehidupan anak sekarang sehingga hanya sedikit orang ragu-ragu mempertimbangkan arti pentingnya perkembangan anak. Sepanjang masa kanak-kanak , bermain sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak (Harlock 1978:322).
Sutton-Smith (dalam Harlock 1978:322) menjelaskan bermain bagi anak terdiri atas empat metode dasar yang membuat kita mengetahui tentang dunia, meniru, eksplorasi, menguji dan membangun. Dengan bermain anak akan mendapat pengetahuan dari aktivitas bermainnya.

3.      Penggolongan Bermain Berdasarkan Aktivitas Bermain
Harlock (1978:320) bermain secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori, aktif dan pasif (hiburan). Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapat dari orang lain.
Bentuk kegiatan bermain aktif diantaranya yaitu: a) exploratoryu play (bermain mengamati/menyelidiki), anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar, b) construction play (bermain kontruksi) anak biasanya melakukan aktivitas dengan menyusun balok-bolok menjadi bentuk-bentuk rumah, dan lain-lain, c) dramatic play (bermain drama) anak biasanya bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan, dan lain sebagainya.
Dalam bermain aktif, kesenangan akan timbul dari apa yang dilakukan individu, apakah dalam bentuk berlari atau membuat sesuatu mainan. Kegiatan bermain aktif ini anak dapat mengeksplorasi lingkungan dengan melakukan eksperimen yang dapat memunculkan pengetahuan baru bagi anak. Kegiatan semacam ini dapat dilakukan diluar sekolah.
Bermain pasif anak berperan pasif, antara lain dengan melihat atau mendengar. Bermain pasif ini idealnya dilakukan setelah anak lelah setelah bermain aktif dan menumbuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihan, misalnya dengan melihat gambar, mendengarkan cerita, nonton televisi dan lain-lain. Kesenangan yang diperoleh anak dengan cara melihat atau menikmati apa yang dilihat oleh anak. Triyono (2005:45) aktifitas bermain diharapkan mampu memfasilitasi perkembangan kognitif/intelektual, sosial, emosional, dan motorik anak.

4.      Makna Bermain Bagi Anak
Bagi anak usia dini, bermain bukanlah merupakan kegiatan main-main. Bermain adalah kegiatan pokok dan penting untuk anak, karena bermain bagi anak mempunyai nilai yang sama dengan bekerja dan belajar bagi orang dewasa. Artinya bermain merupakan sarana untuk mengubah kekuatan potensial yang ada dalam diri anak menjadi pelbagai kemampuan dan kecakapan dalam kehidupan anak kelak.
Sebagaimana makan dan minum, bernapas dan tidur, kegiatan bermain sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan anak. Melalui bermain, anak mendapatkan berbagai pengalaman untuk mengenal dunia sekitarnya. Dengan stimulasi bermain pula anak dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya, sehingga memberikan dasar yang kokoh dan kuat bagi pemecahan kesulitan hidupnya di kemudian hari.

5.      Tahapan Perkembangan Bermaian Pada Aanak usia Dini
Menurut Elizabeth B. Hurlock ada empat tahap bermain anak usia dini yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Eksplorasi (usia 3 bulan - 1 tahun)
Permainan terdiri atas melihat orang dan benda yang ada di sekitarnya, serta melakukan usaha acak untuk menggapai benda yang diacungkannya.
2. Tahap permainan (usia 1 tahun – 6 tahun)
Anak mulai tertarik dengan mainan dan bermain dengan mainannya sendiri.
3. Tahap bermain (6 tahun – 12 tahun)
Anak mulai menyadari banyak teman di sekitarnya yang membuat anak tertarik untuk bermain bersama-sama.
4. Tahap melamun (12 tahun ke atas)
Semakin mendekati masa puber, anak mulai kehilangan minat dalam permainan yang sebelumnya disenangi, dan banyak menghabiskan waktunya dengan melamun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar