(Dikutip dari Modul I Pembinaan Karier Guru Melalui Peningkatan Kompetensi)
Oleh: Ikhwan Kurniawan, S.Pd
A.
Pengertian
PTK
Menurut Kemmis (Pusbang Tendik,
2011) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi
diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian,
akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana
praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan
yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian
tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk
pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi
terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau
situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. ’
B.
Tujuan
dan Maksud PTK
Tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari
jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan
dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam
pengembangan profesinya. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:
1. Meningkatkan mutu isi, masukan,
proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di TK.
2. Membantu guru dan tenaga
kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di
dalam dan luar kelas.
3. Meningkatkan sikap profesional
pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuh-kembangkan budaya akademik
di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan
perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Output atau hasil yang diharapkan melalui PTK
adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapat dicapai melalui PTK, terdapat
sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut:
1. Menghasilkan laporan-laporan PTK
yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat
dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan
antara lain disajikan dalam forum ilmiah.
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan,
budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan
pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik.
3. Mewujudkan kerja sama, kolaborasi,
dan atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk
bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu
pembelajaran.
4. Meningkatkan kemampuan pendidik
dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan
tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas..
5. Memupuk dan meningkatkan
keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan anak dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar anak pun
dapat meningkat.
6. Mendorong terwujudnya proses
pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan
anak karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam
pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.
C.
Karakteristik
Penelitian Tindakan Kelas
PTK merupakan bentuk penelitian
tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas.Ciri khusus PTK
adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan
penelitian dalam rangka memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Terdapat
sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan
penelitian pada umumnya, antara lain sebagai berikut:
1. PTK merupakan kegiatan yang berupaya
memecahkan masalah pembelajaran, dengan dukungan ilmiah.
2. PTK merupakan bagian penting upaya
pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis
serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.
3. Persoalan yang dipermasalahkan dalam
PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini)
dalam pembelajaran di kelas.
4. PTK dimulai dari permasalahan yang
sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam
kelas.
5. Adanya kolaborasi (kerjasama) antara
praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman,
kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya
melahirkan kesamaan tentang tindakan (action)
D. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan
PTK yaitu sebagai berikut; Pertama, tindakan dan
pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau
menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan
kegiatan pembelajaran. Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan
keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Penetapan jumlah siklus tindakan
dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan,
tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam
pengumpulan data penelitian kualitatif.Kedua, masalah
penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak
dari tanggung jawab profesional guru di kelas. Ketiga,metode
pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga
berpeluang menggangu proses pembelajaran. Keempat , metodologi yang digunakan harus terencana
secara cermat dan taat azas PTK. Kelima, permasalahan atau
topik yang dipilih harus benar–benar nyata, mendesak, menarik, mampu
ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan
perubahan. Keenam,Peneliti harus tetap
memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu–rambu
pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam pelaksanaan PTK harus diketahui oleh
pimpinan lembaga, disosialisasikan pada rekan-rekan di lembaga terkait,
dilakukan sesuai tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetap
mengedepankan kemaslahatan bagi anak. Ketujuh, kegiatan
PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus berkelanjutan,
karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan
sepanjang waktu.
E. Model-model Penelitian Tindakan
Kelas
Berbagai ahli merumuskan tahapan
pelaksanaan penelitian tindakan.Konsep penelitian tindakan pertama kali diawali
oleh Kurt Lewin pada awal tahun 1940. Kurt Lewin (Adelman, 1993, Sukmadinata,
2011: 142) memaparkan bahwa kegiatan penelitian tindakan merupakan proses
yang memberikan kepercanaan pada pengembangan kekuatan berpikir reflektif,
diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang bisa, berpartisipasi
dalam penelitian kolektif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka
hadapi dalam kegiatannya. Kurt Lewin merumuskan 4 tahap dalam penelitian
tindakan (Kusumah, 2009: 20). Planning (Perencanaan) , Acting (Pelaksanaan), Obsevating (observasi),dan Reflecting (refleksi)
F.
Siklus
Penelitian Tindakan Kelas
Siklus merupakan putaran kegiatan
yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan reflekasi (Kusumah,
2009: 21). Putaran kegiatan tersebut dapat diartikan sebagai tahapan-tahapan
penelitian tindakan kelas (PTK).Jika ditelaah lebih lanjut, model-model PTK
yang disampaikan oleh kelima ahli tersebut, tidak terlepas dari tahapan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus penelitian tindakan
kelas dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan permasalahan yang terjadi di
lapangan.Jika masalah penelitian sangat kompleks, peneliti membutuhkan beberapa
kali siklus agar mendapatkan hasil yang maksimal. Idealnya dalam sebuah
penelitian, dilaksanakan minimal 2 kali siklus. Hal ini bertujuan agar peneliti
dapat membandingkan siklus pertama dengan siklus kedua.
G. Mengidentifikasi Ruang Lingkup
Masalah Pembelajaran Di TK Dan Memilih Serta Merumuskan Masalah PTK Di TK
·
Ruang Lingkup Masalah Pembelajaran di TK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru kelas untuk
menyelesaikan pembelajaran di dalam kelas. Terdapat dua hal pokok dalam
penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan
tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki
praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman
para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki
keadaan atau situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan.
Permasalahan yang seringkali muncul
dalam PTK adalah mengenai aspek perkembangan (penyakit) yang dihubungkan dengan
stimulasi media/ metode (obat). Sebagai contoh kalimat “meningkatkan kemampuan
X melalui penggunaan media Y”, merupakan judul yang lazim ditemui di setiap
Penelitian Tindakan Kelas. Aspek perkembangan yang akan ditingkatkan merupakan
bagian dari masalah yang terdapat pada anak. Penelitian Tindakan Kelas pada
akhirnya ditujukan untuk mengoptimalkan seluruh potensi peserta
didik.Komponen-komponen di dalam kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah
sebagai berikut.
·
Anak,
antara lain perilaku disiplin anak, motivasi atau semangat belajar anak.
·
Guru,
antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model pembelajaran.
·
Materi
kegiatan, misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi,
integrasi materi, dan lain sebagainya.
·
Peralatan
atau sarana pendidikan, antara lain penggunaan alat bantu dan media pembelajaran
·
Penilaian
proses dan hasil pembelajaran
·
Lingkungan,
mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan
ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.
·
Pengelolaan
kelas, antara lain pengelompokan anak, pengaturan jadwal kegiatan, pengaturan
tempat duduk anak, penataan ruang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar