Selasa, 10 November 2020

Terpaksa Menjadi Bisa

 Oleh : Ikhwan Kurniawan, S.Pd


Masa Pandemi COVID-19 menjadikan semua orang merubah pola hidupnya dan juga pola berpikirnya. Tetapi tidak semua orang yang mau berubah pola hidup dan pola pikirnya, terutama bagi orang-orang yang sudah pada zona aman dan nyaman. Demikian juga yang dialami oleh pendidik. Dunia pendidikan diguncang di Masa Pandemi COVID-19. Pola belajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka langsung di sekolah, kini harus dilakukan dirumah dengan moda daring. Hal ini menuntut pendidik untuk mengubah strategi dan metode belajar dari tatap muka menjadi daring.

Dalam pembelajaran daring tentunya menuntut guru memiliki kemampuan dalam penguasaan IT nya. Pembelajaran daring bisa melalui Whatsapp, Zoom Meeting, Gogle Met, Gogle Class Room, Youtube dan aplikasi-aplikasi yang lainnya. Seiring dengan perjalanan waktu pembelajaran daring ii menjadi biasa, dulunya pendidik dalam pembelajaran jarang sekali menggunakan media berbasis ICT sebagai sarana belajar, kini menjadi semuanya menggunakan media ICT sebagai sarana untuk pembelajaran.

Perubahan strategi pembelajaran tatap muka pada pembelajaran daring memaksa pendidik untuk selalu belajar pengembangan diri dibiangan ICT, hal ini juga seiring dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Keterpaksaan inilah membawa berkah bagi pendidik, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham.

Kemampuan dalam bidang IT seiring dengan perkembangan teknologi yang semakain berkembang pesat. Sedikit kita lengah maka akan ketinggalan sangat jauh. Semua aktivitas sekarang dapat dilakukan dengan mudah dan cepat seiring dengan perkembangan teknologi. Kedepan pendidik harus bisa menguasai IT, siapa yang tidak menguasai IT maka akan ketinggalan dengan yang lainnya. Demikian juga dengan lembaga pendidikan harus siap untuk meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pengembangan kemampuan pendidik pada bidang IT. Lembaga pendidikan juga tidak boleh tertinggal dengan perkembangan teknologi, lembaga pendidikan bisa memanfaat perkembangan teknologi ini untuk sarana mengenalkan lembaga dan juga sebagai wadah komunikasi dengan masyarakat umum. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial diantaranya Face Book, Instagram, Blogsport dan website. Perkembangan teknologi harus merubah pola piker kita juga dalam penggunaan teknologi tersebut untuk kegiatan pendidikan sehari-hari.

Senin, 09 November 2020

PERKEMBANGAN MEMBACA DAN MENULIS ANAK USIA DINI

 Oleh: Ikhwan Kurniawan, S.Pd


A.      Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Kemampuan berbahasa tidak selalu ditunjukkan oleh kemampuan membaca saja, tetapi juga kemampuan lain seperti penguasaan kosakata, pemahaman, dan kemampuan berkomunikasi. Perkembangan bahasa sebagai salah satu kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak berdasarkan tahap perkembangan sesuai dengan usia dan karakteristiknya. Perkembangan kemampuan berbahasa anak usia 4-6 tahun ditandai oleh berbagi kemampuan diantaranya:

1) mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi, 2) memiliki berbagai perbendaraan kata, 3) menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu, 4) mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana, 5) mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar. (Depdiknas 2007:3)

 Bahasa sebagai suatu sistem simbol yang teratur untuk menstranfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol visual yang dapat dilihat, ditulis dan dibaca, sedang simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Bahasa adalah suatu sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia, baik dihasilkan/disampaikan secara oral atau melalui isyarat yang dapat diperluas kedalam bentuk tulisan (Mundar 2001:59).

Anak usia 4-6 tahun dapat mengembangkan kosakata secara mengagumkan melalui pengulangan. Mereka sering mengulangi kosakata yang baru dan unik sekalipun belum memahami artinya. Pada masa kanak-kanak inilah anak mulai mengkombinasikan suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.

Dalam kehidupannya manusia menggunakan bahasa untuk berpikir, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Namun kemampuan menggunakan bahasa itulah merupakan kemampuan yang bersifat alamiah (Suhartono 2005:13). Oleh karena itu kemampuan berbahasa tidak dapat dikuasai secara sendirinya, melainkan harus dipelajara, terlebih kemampuan membaca dan menulis.

 B.        Perkembangan Membaca Anak Usia Dini

Membaca merupakan kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Memandang bahwa membaca sebagai suatu proses  untuk memahami makna suatu tulisan (Anderson dalam Dhieni 2007:5). Kemampuan membaca pada anak berlangsung dalam beberapa tahap sebagai berikut :

1)   Tahap fantasi, anak mulai belajar menggunakan buku dan dia berpikir Tahap fantasi, anak mulai belajar menggunakan buku dan dia berpikir buku itu penting, 2) tahap pembentukan konsep diri, anak buku itu penting, 2) tahap pembentukan konsep diri, anak memandang dirinya sebagai pembaca, 3) tahap membaca gambar, anak mulai nampak mengenal kata pada gambar, 4) tahap pengenalan bacaan, anak mulai tertarik pada bacaan, 5) tahap membaca lancer, anak mulai dapat membaca berbagai jenis buku. (Depdiknas 2007 :4)

             Menurut Burns (dalam Sutarjo 2009:55) tahap membaca terbagi menjadi tiga tahapan. Ketiga tahapan tersebut adalah tahap prabaca, saat baca, dan pasca baca. Kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum anak melakukan kegiatan membaca. Kegiatan saat baca adalah kegiatan menentukan ide untuk menghubungkan idenya dengan teks. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi siswa untuk mengenal kata, menginterpretasikan dan mengarahkan anak pada teks yang sedang dibaca. Kegiatan pasca baca digunakan untuk membantu anak memadukan informasi baru yang dibacanya kedalam skemata yang telah ia miliki sebelumnya, sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.

            Kemampuan membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain 1) motivasi, menjadikan pendorong anak untuk membaca. Faktor motivasi juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kondisi ekonomi orang tua, lingkungan keluarga, teman sebaya dan lingkungan sekolah. 2) lingkungan keluarga, kebiasaan orang tua membacakan cerita untuk anak saat kecil merupakan usaha yang sangat besar dalam menumbuhkan minat baca maupun perluasan pengalaman serta pengetahuan anak, 3) bahan bacaan, pemberian bahan bacaan yang terlalu sulit untuk anak akan mematahkan selera untuk membaca. Faktor yang perlu diperhatikan antara lain: topik bacaan yang harus sesuai dengan pembaca, keterbacaan bahan yang berhubungan dengan taraf kesulitan bacaan.

 

Minggu, 08 November 2020

Guru Mulia Karena Karya

 oleh : Ikhwan Kurniawan, S.Pd

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 menjelaskan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.

Guru juga harus memiliki 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kopetensi sosial dan kompetensi kepribadian sebagaimana yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2020 tentang Standar PAUD. Guru merupakan ujung tombak pencetak generasi penerus bangsa, guru adalah salah satu pekerjaan yang sangat mulia.

Guru mulia karena karya, guru akan berjasa tidak hanya mendidik anak-didiknya bisa sukses menjadi pengusaha, menjadi pejabat ataupun menjadi miliader. Guru akan mulia jika memiliki karya yang dapat dinikmati banyak orang. Karya yang dimaksud bisa berupa buku, media, artikel maupun produk-produk pendidikan. Jika guru bisa membuat karya, berarti guru tersebut telah mengimplementasikan kompetensi profesionalnya.


Pahlawan tanpa tanda jasa akan mulia jika memiliki karya. Jika guru tidak memiliki karya, sangat naif sekali, sekecil apapun guru pasti memiliki karya-karya yang fenomenal, hanya saja belum didokumenkan dengan baik. Karya guru sangat dinanti oleh semua orang, tidak hanya orang lain tetapi juga ditunggu karyanya oleh sesama guru. Guru akan merasa mulia apabila karyanya dapat bermanfaat bagi orang lain

Menjadi guru merupakan tugas yang mulia sekaligus terhormat. Sejak jaman dahulu hingga sekarang, guru adalah sosok yang disegani dan dihormati, digugu dan ditiru, diposisikan sebagai tokoh masyarakat, dan dianggap sebagai manusia yang serba bisa. Acara-acara kemasyarakatan hingga acara-acara yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak lepas dari peran guru di dalamnya.

Peran penting Guru dengan karya pengabdiannya akan mencetak generasi yang baik dan senantiasa memberikan kontribusi yang luar biasa bagi dirinya, keluarganya, bangsanya, serta negaranya. Catatan penting dan menjadi bukti sejarah peradaban bahwa generasi penerus yang baik bangsa ini takkan pernah lahir dan takkan pernah siap untuk berjaya tanpa campur tangan seorang guru, sangat pantas jika guru sebagai pahlawan bagi bangsa. Karya guru sangat nyata, sungguh mulia jasa para guru.