Jumat, 07 April 2017

MEDIA ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI


Oleh: Ikhwan Kurniawan, S.Pd 

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk dalam Sujiono, 2009:6). Menurut para ahli psikolog, anak usia dini (0-8 tahun) sangat menentukan bagi anak dalam mengembangkan potensinya. Usia ini sering disebut dengan “golden age” atau masa keemasan yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang lagi, yang sangat menentukan untuk pengembangan kualitas selanjutnya.
Menurut para ahli psikology, anak usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak, karena masa ini merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi lingkungan dan menginternalisasi kedalam pribadinya. Masa ini juga merupakan masa awal pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin dan kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama (kemendiknas, 2010…). Oleh karena itu dibutuhkan suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal. Menurut Piaget (dalam Kemdiknas, 2010:2) anak pada masa ini berada pada tahapan masa pra operasional kongkrit yang diperlihatkan kemampuan mengorganisasi dan mengkoordinasikan gerak dan fisik, serta mampu menyimpulkan eksistensi sebuah benda diluar pandangan, pendengaran atau jangkauannya, dan telah mempunyai berfikir intuitif secara alamiah.
Perkembangan anak sangat berbeda-beda, baik intelegensinya, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, jasmani dan sosialnya. Namun penelitian tentang otak menunjukkan bahwa jika anak dirangsang sejak dini akan ditemukan potensi-potensi yang unggul dalam dirinya (Kemdiknas, 2010:17).
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksploreasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperoleh dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan eksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Oleh karena anak sangat senang dengan lingkungan yang dapat digunakan untuk belajar, maka pendidik haruslah menciptakan lingkungan yang memberikan kesempatan anak untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana lingkungan belajar anak (Kemendiknas, 2010)
Hasil pengamatan penulis pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK) pada saat ini, dalam penerapannya masih jauh dari prinsip pembelajaran yang PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif Efektif dan Menyenangkan), namaum pembelajaran di TK hanya memberikan tugas, lembar kerja kepada anak, sehingga dapat membatasi ruang kretaifitas anak dalam belajar, sehingga anak menjadi jenuh dan bosan.
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) hendaknya mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik, yang membangkitkan rasa ingin tahu pada anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, kreatif, dalam suasana yang menyenangkan. Melalui pembelajaran PAKEM, anak akan dapat mengembangkan potensi kemampuan nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional, fisik (motorik halus dan motorik kasar), kognitif, bahasa dan kepribadiannya sesuai dengan Permendikbud Nomor 146 Tahun 2013 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Perkembangan teknologi dapat dijadikan sebagai media untuk belajar bagi anak. Guru sebagai perencana pembelajaran hendaknya dapat membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan media teknologi informasi , terlebih lagi anak pada saat ini sudah mengenal banyak media teknologi informasi  yang biasa digunakan oleh orang tuanya.
Penggunaan teknologi informasi sebagai media belajar untuk anak yang dikemas dengan pendekatan saintifik, akan menumbuhkan atau meningkatkan kompetensi kognitif anak. Pembelajaran tematik dengan mengambil tema yang dekat dengan anak dan mudah dilakukan akan lebih menarik bagi anak. Tanaman dan binatang yang sering dilihat oleh anak, bahkan anak juga ada yang memilikinya dapat dijadikan sebagai tema dalam pembelajaran di TK. Dari lingkungan inilah anak akan belajar banyak hal dari alam yang diciptakan oleh Allah SWT. Menurut Triyono (2005:20) lingkungan mengajarkan banyak pengetahuan untuk anak, kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dilingkungan sekolah dan diluar lingkungan sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta didik.
Dalam Depdiknas (2006:1) guru harus pandai memotivasi peserta didik untuk terbuka, kreatif, responsif, interaktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru TK dituntut mampu merancang, mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan dan kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi di masa sekarang ini, maka penulis akan mengkaji bagaimana media pembelajaran ICT untuk anak usia dini dapat meningkatkan kompetensi kognitif anak, dan membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang menarik dengan menggunakan media ICT. Diharapkan media ini dapat dijadikan sebagai terobosan bagi guru untuk mengatasi permasalahan didalam menyampaikan pembelajaran didalam kelas yang selama ini hanya menggunakan media tradisional (papan tulis, poster, LKS dan lain-lain).

PEMBAHASAN
A. Karakteristik, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Setiap usia perkembangan manusia memiliki karateristik tertentu, terlebih lagi anak usia dini (usia 4-6 tahun) adapun karakteristik anak usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut: 1) senang menjajaki lingkungan, 2) mengamati dan memegang sesuatu, eksplorasi secara ekspansif dan eksesif, 3) rasa ingin tahunya besar, suka mengajukan pertanyaan tak henti-henti, 4) bersifat spontan dalam menyatakan pikiran dan perasaannya, 5) suka berpetualang, selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, 6) suka melakukan eksperimen, membongkar, dan mencoba segala hal, 7) jarang merasa bosan, ada-ada saja hal yang ingin dilakukan, 8) mempunyai daya imajinasi yang tinggi. (Suyanto dalam Yulianti, 2010:13-14)
Dengan karakteristik anak usia dini tersebut dapat dijadikan pedoman oleh guru untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya, sehingga pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai sesuai dengan tujuannya. Dalam perencanaan pembelajaran apabila tidak melihat karakteristik anak, maka kegiatan yang telah direncanakan bisa jadi tidak terlaksana dengan baik. Kemampuan anak  tidak semua berkembang sesuai dengan usianya. Banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya faktor lingkungan keluarga yang sangat berpengaruh terhadap pemkembangan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak agar tercapai secara optimal,  sehingga anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangannya. Fungsi pendidikan anak usia dini dalam hal ini Taman Kanak-kanak dan raudatul Athfal adalah a) mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, b) mengenalkan anak dengan dunia sekitar, c) menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, d) mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, e) mengembangkan ketrampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak, f) menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar (Depdiknas, 2004:2)
Selain dari beberapa fungsi tersebut diatas, terdapat fungsi yang lain, yaitu: a) sebagai upaya pemberian stimulasi pengembangan potensi fisik, jasmani, dan indrawi melalui metode yang dapat memberikan dorongan perkembangan fisik/motorik dan fungsi indrrawi anak, b) memberikan stimulasi pengembangan motivasi, hasrat, dorongan dan emosi arah yang benar dan sejalan dengan tuntunan agama, c) stimulasi pengembangan fungsi akal dengan mengoptimalkan daya kognisi dan kapasitas mental anak melalui metode  yang dapat mengintegrasikan pembelajaran agama dengan upaya mendorong kemampuan kognitif anak (Sujiono (2009:46)
Pendidikan anak usia dini juga mempunyai tujuan, yaitu membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar (Depdiknas, 2004:2).
Urgensi pendidikan anak usia dini berdasarkan tinjauan didaktis pesikologis adalah untuk mengembangkan potensi kecerdasannya yang dibawa sejak lahir. Kecerdasan itu akan dapat berkembang apabila diberikan stimulasi-stimulasi untuk merangsang dapat berkembang secara optimal dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
A. Hakekat Belajar Anak Usia Dini
Pembelajaran pada Anak Usia Dini berpedoman pada prinsip belajar bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Bermain merupakan suatu kebutuhan bagi anak usia dini, sehingga kegiatan pembelajarannya dilakukan dengan berbagai macam permainan dalam suasana yang menyenangkan dan merangsang anak untuk terlibat secara aktif didalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Sujiono (2009:146) bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Sedangkan belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (Sujiono, 2009:145).
Melalui bermain, tuntutan akan kebutuhan aspek perkembangan anak usia dini, baik aspek motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa, emosi, interaksi sosial, nilai-nilai, dan sikap hidup dapat terpenuhi. Ketika bermain, anak akan berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan pada dirinya yang akan dituangkan dalam kegiatan bermain tersebut. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki tentang dunia sekitarnya. Melalui kegiatan bermain, anak mempunyai kesempatan lebih banyak untuk bereksplorasi, sehingga pemahaman tentang konsep maupun pengertian dasar suatu pengetahuan dapat dipahami anak dengan lebih mudah melalui kegiatan bermaian baik bermain secara kelompok maupun bermain mandiri.

B.     Jenis Media Pembelajaran ICT
Media yang dibuat berbasis pada teknologi informasi dengan pendekatan pembelajaran saintifik dan tematik merupakan desain media pembelajaran yang terdiri atas gambar animasi dan film pendek untuk menguatkan dalam penjelasan tema. Dari media ini diharapkan anak akan mendapatkan variasi media pembelajaran yang sebelumnya hanya berupa media grafis/gambar.
Beberapa contoh media pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru diantaranya:  media tradisional, diantarannya papan tulis, buku teks, lembar peraga, LKS, objek-objek nyata. media massa, diantaranya koran, majalah, radio, televisi, bisokop, dan media pembelajaran baru berbasis ICT, diantaranya komputer, CD, DVD, video interaktif, Internet, sistem multimedia, konferensi video. Menurut  Sahid (2015:3) media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi: 1. Media Visual: media yang mampu menampilkan informasi dalam bentuk yang hanya dapat dilihat atau dibaca, misalnya gambar, foto, grafik, diagram, bagan, poster, kartun, komik, buku, dan lain-lain. 2. Media Audial: media yang mampu menyajikan informasi dalam bentuk yang hanya dapat didengar, misalnya radio, tape recorder, laboratorium bahasa, player MP3, dan lain-lain. 3. Projected still media: media yang memerlukan proyektor untuk menampilkan informasi dalam bentuk gambar/tulisan yang tidak bergerak, misalnya transparansi slide, slide Power Point, micro film. 4. Projected motion media: media yang memerlukan proyektor untuk menampilkan informasi dalam bentuk gambar/tulisan yang dapat bergerak, misalnya film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Di dalam dunia pendidikan sekarang ini upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan ICT. Menurut Sahid dalam Krisnadi (2015:6) Selain fungsinya sebagai alat bantu pemecahan masalah manusia, ICT juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran yang dipercaya dapat: 1) meningkatkan kualitas pembelajaran, 2) memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran, 3) mengurangi biaya pendidikan, 4) menjawab keharusan berpartisipasi dalam ICT, dan 5) mengembangkan keterampilan ICT (ICT skills) yang diperlukan siswa ketika bekerja dan dalam kehidupannya nanti. Strategi pemanfaatan ICT di dalam pembelajaran mencakup: 1) ICT sebagai alat bantu atau media pembelajaran, 2) ICT sebagai sarana/tempat belajar, 3) ICT sebagai sumber belajar, dan (4) ICT sebagai sarana peningkatan profesionalisme.

C.  Desain Pembelajaran ICT
Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat,menuntut lembaga pendidikan untuk lebih maju mengikutinya. Banyaknya macam-macam alat elektronik yang dimiliki masyarakat secara tidak langsung anak-anak juga ikut memiliki, misalnya: HP, IPAD, Laptop, Tablet, dan lain-lain. Didalam media elektronik tersebut tentu ada game/permainan dan film/video yang telah diprogramkan, sehingga anak juga ikut memainkan game dan melihat film tersebut.
Memperhatikan hal tersebut diatas, guru dalam pelaksanaan pembelajaran dituntut untuk bisa membuat desain pembelajaran berbasis teknologi informasi, terutama dalam membuat media pembelajaran sebagai sarana untuk pembelajaran. Didalam media pembelajaran tersebut dibuat semenarik mungkin, dengan memasukkan unsur bermaian dan film anak-anak yang dapat menambah pengetahuan bagi anak. Selain pengetahuan umum juga pengetahuan agama sebagai dasar hidupnya.
Desain media pembelajaran yang dibuat adalah berupa tayangan gambar dan film dalam bentuk power point yang dapat disajikan dalam LCD. Media pembelajaran dibuat untuk menjelaskan tema tertentu. Didalam media tersebut selain memuat gambar, juga berupa tayangan film pendek untuk lebih menambah penguatan dalam penjelasan tema. Disamping hal tersebut juga ada kegiatan permainan atau kuis didalam salah satu tayangan tersebut untuk memberikan penguatan dalam kegiatan pembelajaran.

D.  Media Pembelajaran ICT Untuk Anak Usia Dini
Didalam pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini media pembelajaran merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena dengan media tersebut akan membantu pemahaman dalam penyampaian materi/pembelajaran yang akan diajarkan pada anak. Media berbasis ICT telah lama ada, tetapi masih banyak guru yang belum menggunakannya. Seiring dengan perkembangan teknologi menuntut guru untuk memanfaat ICT sebagai sumber belajar. Selain itu digunakan untuk media pembelajaran, pemanfaatan ICT dalam pembelajaran juga mendukung teori socio-constructivism, yakni anak akan memperoleh pengalaman belajar secara bersama-sama dengan siswa lain dengan media komunikasi berbasis ICT (Sahid, 2015:6). Perkembangan sekarang ini, pemanfaatan ICT secara terpadu di dalam pembelajaran yang memadukan berbagai keterampilan dan fungsi ICT di dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu guru didalam menyampaikan materi yang akan diajarkan.
Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran didalam kegiatan pembelajaran, dapat berbentuk slide Power Point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer aided instruction), program simulasi, Penggunaan media berbasis ICT memberikan beberapa keuntungan, antara lain: mempermudah memahami materi yang sulit, menampilkan materi dengan berbagai bentuk format yang mudah dipahami, memungkinkan terjadinya interaksi dalam kegiatan pembelajaran dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi. Penggunaan media harus didasarkan pada pertimbangan bahwa media tersebut dapat memfasilitasi terjadinya proses belajar atau meningkatkan pemahaman materi pembelajaran. Dalam penerapannya media pembelajaran berbasis teknologi informasi dipadukan dengan lingkungan sekitar anak sebagai sumber belajar.

E. Penerapan  Media ICT Pada Anak usia Dini
Proses pelaksanaan dalam pembelajaran, media ICT ini digunakan untuk lebih memperjelas dalam penyampaian materi yang akan diberikan pada anak dengan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik. Dari kegiatan pembelajaran dengan media berbasis teknologi informasi yang dipadukan dengan sumber belajar lingkungan sekitar anak sebagai media benda nyata yang dipadukan dengan media animasi akan menambah pengetahuan dan wawasan anak. Selain itu kegiatan pembelajaran ini juga sebagai fariasi dalam pelaksanaan pembelajaran di TK.
Didalam proses pembelajaran menggunakan media ICT pada anak usia dini melalui beberapa kegiatan antara lain: kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir. Berikut langkah-langkah pelaksanaannya: 1. Kegiatan Awal, Pada kegiatan awal guru mengajak ana-anak bercakap-cakap tentang materi/tema yang akan dibahas. 2. Kegiatan Inti, Pada kegiatan inti anak dan guru membahas tentang tema binatang dengan pendekatan saintifik, adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Mengamati, Anak-anak mengamati film yang ditayangkan di LCD, b) Menanyakan, Guru dan anak melakukan tanya jawab tentang film yang telah ditayangkan, c) Mengeksplorasi, Guru memberikan tugas pada anak. Sebelum guru memberikan tugas, guru menjelaskan tugas pada anak-anak sambil menerangkan aturan mainnya. d) Mengasosiasikan, Anak-anak dibentuk kelompok untuk mengerjakan bersama-sama  tugas yang telah diberikan oleh guru sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan anak. e) Mengkomunikasikan, Anak-anak duduk bersama dalam satu tempat, kemudian tiap kelompok menyampaikan hasil kerjanya masing-masing.
3. Istirahat, Setelah menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru dan mempresentasikan hasilnya, anak-anak diajak bermain bebas diluar. Pada saat bermain anak-anak diawasi oleh guru. Setelah selesai bermain, anak-anak masuk kelas untuk makan bekalnya. Sebelum makan anak-anak cuci tangan dan membaca do’a sebelum makan. Selesai makan, anak-anak merapikan tempat makanannya yang kemudian membaca do’a selesai makan, 4. Kegiatan Akhir. Pada kegiatan akhir anak-anak bersama guru melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan sehari tadi. Sebelum pulang anak-anak diputarkan film. Sebelum pulang anak-anak mendengar pesan-pesan dari guru, yang kemudian ditutup dengan do’a selesai belajar dan mengucap salam, terakhir anak diajak bernyanyi bersama.

E.     Evaluasi Keberhasilan Penerapan Media ICT
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar anak-anak memahami materi yang telah di ajarkan oleh guru. Selain digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam menyampaikan materi, evaluasi juga digunakan untuk memperbaiki kekurang dalam pelaksanaan pembelajaran dan mengukur keberhasilan penggunaan media ICT.
Adapun evaluasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah: 1) Observasi, Mengamati secara langsung kegiatan dari awal sampai dengan akhir penerapan media ”Belajar dari Alam” dengan tema binatang, 2) Hasil Karya. Menilai hasil kerja anak yang telah diberikan oleh guru, 3) Unjuk Kerja, Penilaian dilakukan ketika kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan pada saat kerja sama mengerjakan tugas kelompok, 4) Percakapan. Memberikan penilaian pada anak saat memberikan gagasan setelah melihat tayangan film/slide dan pada saat tanya jawab.


Kesimpulan
Media pembelajaran berbasis teknologi informasi bisa membantu guru dalam kegiatan pembelajaran. Media ICT dirancang untuk membantu guru dalam menjelaskan tema-tema tertentu, yang selama ini guru hanya menggunakan media berupa media grafis yang tidak sesuai dengan perkembangan teknologi. Anak-anak akan lebih tertarik dengan teknologo informasi, dikarenakan kemajuan teknologi yang lebih canggih, seperti HP,IPAD, Laptop dan laian-lain. Dari jenis teknologi tersebut anak sudah bisa menggunakan dan mengoprasikan.
Media pembelajaran ICT yang digunakan untuk menambah variasi dan inovasi dalam pembelajaran di TK. Dalam pelaksanaannya, media ini menggunakan pendekatan saintifik dengan prinsip pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif  Efektif dan Menyenangkan), sehingga pembelajaran terintegrasikan dengan 6 aspek perkembangan di TK dapat terlaksana secara terpadu.


 Daftar Pustaka

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal. Jakarta. Depdiknas

Depdiknas.2006. Pedoman Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Depdiknas

Depdiknas. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak. Surabaya. Depdiknas

Kemdiknas. 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemdiknas

Kemdiknas. 2010. Tingkat Pencapaian perkembangan Anak taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemdiknas

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standart Pendidikan Anak Usia Dini

Sujiono, Yuliani Nuraini, Dr. M.Pd. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks

Sahid, (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT, http://staff.umy.ac.id. (diakses 14-11-2015





Tidak ada komentar:

Posting Komentar