Oleh: Ikhwan
Kurniawan, S.Pd
Strategi Kopaja Dalam Pembelajaran Out Door |
Taman Kanak-kanak (TK)
merupakan lembaga pendidikan fomal sebelum anak memasuki sekolah dasar. Salah
satu pembelajaran di Taman Kanak-Kanak adalah kegiatan kemampuan berbahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu lingkup perkembangan yang harus
dipersiapakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.
Anak usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak, karena masa ini
merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon stimulasi lingkungan dan menginternalisasi kedalam pribadinya. Masa
ini juga merupakan masa awal perkembangan membaca dan menulis. Kemampuan
membaca ditentukan oleh perkembangan bahasa sedangkan kemampuan menulis
ditentukan oleh perkembangan motoriknya. Membaca merupakan kegiatan yang
melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Kemampuan
membaca dimulai ketika anak senang mengeksplorasi buku dengan cara memegang
atau membolak-balik buku. Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dari bahasa lisan
dalam suatu bentuk goresan/coretan. Menurut Sujiono (2009:7) memberi kesempatan dan menunjukkan permainan serta
alat permainan tertentu dapat memicu munculnya masa peka atau menumbuh
kembangkan potensi anak yang memasuki masa peka pada aspek perkembangan membaca
dan menulis.
Kemampuan membaca dan menulis
permulaan merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang perlu dimiliki oleh
anak. Membaca merupakan ketrampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif.
Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai
ketrampilan, dan merupakan satu kesatuan yang terpadu. Membaca sebagai salah
satu proses(Anderson dalam Dhieni, 2007:5). Kemampuan menulis adalah kemampuan
gerak motorik halus anak yang terpadu pada kemampuan kognitif anak.
Perkembangan anak sangat
berbeda-beda, baik intelegensinya, bakat, minat, kreativitas, kematangan
emosinya, kepribadian, jasmani dan sosial, namun jika anak dirangsang sejak
dini akan ditemukan potensi-potensi yang unggul dalam dirinya (kemdiknas,
2010:17)
Strategi pembelajaran Kopaja
merupakan salah satu strategi untuk dapat merangsang perkembangan masa peka
kemampuan membaca dan menulis sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan
pada Permen 58 Tahun 2009 tentang Standart Pendidikan Anak Usia Dini kelompok umur 4-6 tahun atau layanan TK
(Taman Kanak-Kanak) pada lingkup perkembangan bahasa meliputi mengungkapkan bahasa, mengenal
bahasa dan keaksaraan.
Strategi Pembelajaran Kopaja adalah penggabungan kata Koperetif dan
Teknik Jigsaw yang digunakan untuk mengajarkan membaca dan menulis pemulaan.
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif
didefinisakan sebagai kerjasama anak didik dalam kelompok kecil yang
setiap orang dapat berpartisipasi dalam soal tugas kolektif yang telah
didefinisikan secara jelas (Cohen dalam Saputra dan Rudyanto 2005:36).
Pembelajaran kooperatif melibatkan tanggung jawab bersama antara guru dan anak
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Jacobs dkk dalam Saputra dan Rudyanto (2005:36) bahwa
pembelajaran kooperatif member peluang kepada anak untuk berbicara, mengambil
inisiatif, membuat berbagai macam pilihan, dan mengembangkan kebiasaan belajar.
Dalam pembelajaran koopeatif ini menuntut kerjasama dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif juga untuk menananmkan nilai-nilai karakter anak
diantaranya: kerjasama, menghargai pendapat orang lain, domokrasi dan
menghargai hasil karya orang lain. Pembelajaran kooperatif juga membantu
perkembangan anak didik diri biasa belajar pasif menjadi belajar aktif dan
menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam proses belajar anak.
2. Teknik Jigsaw
Teknik mengajarkan Jigsaw dikembangkan oleh Aronson dkk., sebagai metode
pembelajaran kooperatif. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca,
menulis, mendengar, ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan
membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.
Teknik Jigsaw diterapkan dengan membentuk beberapa kelompok yang setiap
kelompok tidak lebih dari 4 orang agar dalam kerja kelompok dapat maksimal
dalam bekerja dan tidak terlalu pasif.
3. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran
“Kopaja”
Strategi pembelajaran Kopaja diterapkan dalam mengajarkan membaca dan
menulis permulaan, adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a.
Guru menjelaskan materi yang akan diajarakan dengan
mengenalkan huruf-huruf, suku kata, dan gambar dengan kata
b.
Anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok dan setiap kelompok dibagi menjadi 2 kelompok
agar lebih efektif dalam kegiatan kerja kelompok
c.
Setiap kelompok diberi nama masing-masing
d.
Dalam setiap kelompok diberikan tugas yang berbeda
sesuai dengan materi yang akan dicapai
e.
Dalam strategi pembelajaran Kopaja anak diajak bermain
mengelompokkan kata, menulis kata, membaca kata dan membaca kata
f.
Pada kegiatan inti anak-anak diajak bermain 3 kali
permaian dan dalam setiap permainan anak-anak diberikan tugas yang berbeda, dan
pada akhirnya anak akan mendapatkan tugas yang sama
g.
Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang telah
diberikan, setiap kelompok membacakan hasil kejanya secara bergantian dan
anggota yang lainnya mendengarkan serta dilakukan diskusi terhadap hasil yang
telah dibaca/dipresentasikan
Kemampuan membaca melibatkan
berbagai keterampilan merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat
reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan
berbagai keterampilan, yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf
dan kata, menghubungkannya dengan bunyi dan makna, serta menarik kesimpulan
mengenai maksud bacaan. Pemanfaatan media
memegang peranan penting dalam proses pembelajaran yang digunakan.
Penerapan strategi pembelajaran ”Kopaja” yang digunakan dalam pembelajaran ini
adalah dengan menggunakan kartu bergambar, kartu huruf dan kartu kata.
Kemampuan menulis merupakan kemampuan gerak
motorik halus yang mengkooardinasikan antara mata dan tangan dengan
mencoret-coret yang berbentuk dan memiliki makna serta mudah dibaca. Perkembangan
kemampuan menulis anak, merupakan kemampuan persepsi motorik yang akan
dikembangkan termasuk dalam koordinasi mata-tangan (Depdiknas 2007:3). Dalam
pengembangan kemampuan menulis anak dilatih untuk kelenturan tangan dengan
mencorat-coret, menarik garis, menjiplak tulisan dan mencontoh bentuk tulisan
kata atau kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar