Minggu, 19 Maret 2017

MENGAJARKAN MAMBACA DAN MENULIS DENGAN STRATEGI “KOPAJA”



Oleh: Ikhwan Kurniawan, S.Pd
Strategi Kopaja Dalam Pembelajaran Out Door


Taman Kanak-kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan fomal sebelum anak memasuki sekolah dasar. Salah satu pembelajaran di Taman Kanak-Kanak adalah kegiatan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa merupakan salah satu lingkup perkembangan yang harus dipersiapakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
Anak usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak, karena masa ini merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi lingkungan dan menginternalisasi kedalam pribadinya. Masa ini juga merupakan masa awal perkembangan membaca dan menulis. Kemampuan membaca ditentukan oleh perkembangan bahasa sedangkan kemampuan menulis ditentukan oleh perkembangan motoriknya. Membaca merupakan kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Kemampuan membaca dimulai ketika anak senang mengeksplorasi buku dengan cara memegang atau membolak-balik buku. Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dari bahasa lisan dalam suatu bentuk goresan/coretan. Menurut Sujiono (2009:7) memberi kesempatan dan menunjukkan permainan serta alat permainan tertentu dapat memicu munculnya masa peka atau menumbuh kembangkan potensi anak yang memasuki masa peka pada aspek perkembangan membaca dan menulis.
Kemampuan membaca dan menulis permulaan merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang perlu dimiliki oleh anak. Membaca merupakan ketrampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai ketrampilan, dan merupakan satu kesatuan yang terpadu. Membaca sebagai salah satu proses(Anderson dalam Dhieni, 2007:5). Kemampuan menulis adalah kemampuan gerak motorik halus anak yang terpadu pada kemampuan kognitif anak.
Perkembangan anak sangat berbeda-beda, baik intelegensinya, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosinya, kepribadian, jasmani dan sosial, namun jika anak dirangsang sejak dini akan ditemukan potensi-potensi yang unggul dalam dirinya (kemdiknas, 2010:17)
Strategi pembelajaran Kopaja merupakan salah satu strategi untuk dapat merangsang perkembangan masa peka kemampuan membaca dan menulis sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan pada Permen 58 Tahun 2009 tentang Standart Pendidikan Anak Usia Dini  kelompok umur 4-6 tahun atau layanan TK (Taman Kanak-Kanak) pada lingkup perkembangan bahasa  meliputi mengungkapkan bahasa, mengenal bahasa dan keaksaraan.
Strategi Pembelajaran Kopaja adalah penggabungan kata Koperetif dan Teknik Jigsaw yang digunakan untuk mengajarkan membaca dan menulis pemulaan.

1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif  didefinisakan sebagai kerjasama anak didik dalam kelompok kecil yang setiap orang dapat berpartisipasi dalam soal tugas kolektif yang telah didefinisikan secara jelas (Cohen dalam Saputra dan Rudyanto 2005:36). Pembelajaran kooperatif melibatkan tanggung jawab bersama antara guru dan anak untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Jacobs dkk dalam Saputra dan Rudyanto (2005:36) bahwa pembelajaran kooperatif member peluang kepada anak untuk berbicara, mengambil inisiatif, membuat berbagai macam pilihan, dan mengembangkan kebiasaan belajar. Dalam pembelajaran koopeatif ini menuntut kerjasama dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif juga untuk menananmkan nilai-nilai karakter anak diantaranya: kerjasama, menghargai pendapat orang lain, domokrasi dan menghargai hasil karya orang lain. Pembelajaran kooperatif juga membantu perkembangan anak didik diri biasa belajar pasif menjadi belajar aktif dan menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam proses belajar anak.

2. Teknik Jigsaw
Teknik mengajarkan Jigsaw dikembangkan oleh Aronson dkk., sebagai metode pembelajaran kooperatif. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengar, ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.
Teknik Jigsaw diterapkan dengan membentuk beberapa kelompok yang setiap kelompok tidak lebih dari 4 orang agar dalam kerja kelompok dapat maksimal dalam bekerja dan tidak terlalu pasif.

3. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran “Kopaja”
Strategi pembelajaran Kopaja diterapkan dalam mengajarkan membaca dan menulis permulaan, adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a.       Guru menjelaskan materi yang akan diajarakan dengan mengenalkan huruf-huruf, suku kata, dan gambar dengan kata
b.      Anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok dan  setiap kelompok dibagi menjadi 2 kelompok agar lebih efektif dalam kegiatan kerja kelompok
c.       Setiap kelompok diberi nama masing-masing
d.      Dalam setiap kelompok diberikan tugas yang berbeda sesuai dengan materi yang akan dicapai
e.       Dalam strategi pembelajaran Kopaja anak diajak bermain mengelompokkan kata, menulis kata, membaca kata dan membaca kata
f.       Pada kegiatan inti anak-anak diajak bermain 3 kali permaian dan dalam setiap permainan anak-anak diberikan tugas yang berbeda, dan pada akhirnya anak akan mendapatkan tugas yang sama
g.      Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang telah diberikan, setiap kelompok membacakan hasil kejanya secara bergantian dan anggota yang lainnya mendengarkan serta dilakukan diskusi terhadap hasil yang telah dibaca/dipresentasikan
Kemampuan membaca melibatkan berbagai keterampilan merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan, yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata, menghubungkannya dengan bunyi dan makna, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Pemanfaatan media  memegang peranan penting dalam proses pembelajaran yang digunakan. Penerapan strategi pembelajaran ”Kopaja” yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah dengan menggunakan kartu bergambar, kartu huruf dan kartu kata.
 Kemampuan menulis merupakan kemampuan gerak motorik halus yang mengkooardinasikan antara mata dan tangan dengan mencoret-coret yang berbentuk dan memiliki makna serta mudah dibaca. Perkembangan kemampuan menulis anak, merupakan kemampuan persepsi motorik yang akan dikembangkan termasuk dalam koordinasi mata-tangan (Depdiknas 2007:3). Dalam pengembangan kemampuan menulis anak dilatih untuk kelenturan tangan dengan mencorat-coret, menarik garis, menjiplak tulisan dan mencontoh bentuk tulisan kata atau kalimat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar