Senin, 27 Februari 2017

TEHNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

(Dikutip dari Modul I Pembinaan Karier Guru Melalui Peningkatan Kompetensi)
 

Oleh: Ikhwan Kurniawan, S.Pd

A.      Pengertian PTK
Menurut Kemmis (Pusbang Tendik, 2011)  penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. ’

B.     Tujuan dan Maksud PTK
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain:
1.      Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di TK.
2.      Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
3.      Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4.      Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapat dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut:
1.      Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah.
2.      Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik.
3.      Mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4.      Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas..
5.      Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan anak dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar anak pun dapat meningkat.
6.      Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan anak karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

C.    Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas.Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya,  antara lain sebagai berikut:
1.      PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran, dengan dukungan ilmiah.
2.      PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.
3.      Persoalan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas.
4.      PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
5.      Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action)

D.      Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut; Pertama, tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran. Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Penetapan jumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya  dalam pengumpulan data penelitian kualitatif.Kedua, masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru di kelas. Ketiga,metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran.  Keempat ,  metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat dan taat azas PTK. Kelima, permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, mendesak, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. Keenam,Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu–rambu pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam pelaksanaan PTK harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan pada rekan-rekan di lembaga terkait, dilakukan sesuai tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetap mengedepankan kemaslahatan bagi anak. Ketujuhkegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan sepanjang waktu.

E.       Model-model Penelitian Tindakan Kelas
Berbagai ahli merumuskan tahapan pelaksanaan penelitian tindakan.Konsep penelitian tindakan pertama kali diawali oleh Kurt Lewin pada awal tahun 1940. Kurt Lewin (Adelman, 1993, Sukmadinata, 2011: 142) memaparkan bahwa kegiatan penelitian tindakan merupakan proses yang memberikan kepercanaan pada pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang bisa, berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya. Kurt Lewin merumuskan 4 tahap dalam penelitian tindakan (Kusumah, 2009: 20).  Planning (Perencanaan) Acting (Pelaksanaan), Obsevating (observasi),dan Reflecting (refleksi)

F.       Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Siklus merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan reflekasi (Kusumah, 2009: 21). Putaran kegiatan tersebut dapat diartikan sebagai tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas (PTK).Jika ditelaah lebih lanjut, model-model PTK yang disampaikan oleh kelima ahli tersebut, tidak terlepas dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan permasalahan yang terjadi di lapangan.Jika masalah penelitian sangat kompleks, peneliti membutuhkan beberapa kali siklus agar mendapatkan hasil yang maksimal. Idealnya dalam sebuah penelitian, dilaksanakan minimal 2 kali siklus. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat membandingkan siklus pertama dengan siklus kedua.

G.      Mengidentifikasi Ruang Lingkup Masalah Pembelajaran Di TK Dan Memilih Serta Merumuskan Masalah PTK Di TK
·           Ruang Lingkup Masalah Pembelajaran di TK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru kelas untuk menyelesaikan pembelajaran di dalam kelas. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan.
Permasalahan yang seringkali muncul dalam PTK adalah mengenai aspek perkembangan (penyakit) yang dihubungkan dengan stimulasi media/ metode (obat). Sebagai contoh kalimat “meningkatkan kemampuan X melalui penggunaan media Y”, merupakan judul yang lazim ditemui di setiap Penelitian Tindakan Kelas. Aspek perkembangan yang akan ditingkatkan merupakan bagian dari masalah yang terdapat pada anak. Penelitian Tindakan Kelas pada akhirnya ditujukan untuk mengoptimalkan seluruh potensi peserta didik.Komponen-komponen di dalam kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah sebagai berikut.
·         Anak, antara lain perilaku disiplin anak, motivasi atau semangat belajar anak.
·         Guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model pembelajaran.
·         Materi kegiatan, misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya. 
·         Peralatan atau sarana pendidikan, antara lain penggunaan alat bantu dan media pembelajaran
·         Penilaian proses dan hasil pembelajaran
·         Lingkungan, mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.
·         Pengelolaan kelas, antara lain pengelompokan anak, pengaturan jadwal kegiatan, pengaturan tempat duduk anak, penataan ruang




Sabtu, 25 Februari 2017

MEDIA PEMBELAJARAN KOBAME FLASH UNTUK MENUMBUHKAN MINAT MEMBACA DAN MENULIS


Oleh: Ikhwan Kurniawan, S.Pd

1. Pengertian Media Kobame Flash
Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran didalam maupun diluar kelas dan kemampuan atau keterampilan yang bertujuan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan belajar sehingga dapat mendorong proses belajar.
Media pembelajaran “Kobame Flash” berasal dari kata Kotak Membaca dan Menulis yang disingkat menjadi Kobame, sedangkan Flash yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti cepat. Jadi Kobame Flash artinya kotak membaca dan menulis cepat.
Media pembelajaran “Kobame Flash” berisikan kartu huruf, kartu kata, kartu gambar dan kartu  kalimat untuk mengenalkan pada anak tahapan membaca permulaan.  Didalam kartu kata dan kartu gambar ada bidang atau bagian untuk menuliskan huruf atau kata yang ada di dalam kartu tersebut, sehingga anak selain dikenalkan membaca juga belajar menulis permulaan.

2. Kobame Flash
Kobame Flash merupakan media pembelajaran yang berupa kartu dan papan display. Pada bagian depan papan display terdapat kotak sebagai bank kartu yang berfungsi untuk menyimpan kartu.
Kartu yang ada pada bank kartu terdiri atas kartu huruf, kartu kata, kartu gambar dan kartu kalimat. Kartu ini digunakan menurut tahapan membaca anak. Dibalik kartu gambar dan kartu kalimat terdapat bidang yang digunakan untuk kegiatan menulis.
Papan displai adalah papan yang berfungsi untuk mendisplai kartu dengan tujuan untuk mengajarkan atau menjelaskan dari isi kartu pada anak. Berikut bentuk papan displai:

3. Bahan dan Alat Membuat Media Kobame Flash
Bahan dan alat yang dipakai untuk membuat papan displai adalah:
a.      Bahan:
1.      Kertas duplek ukuran 2mm
2.      Kertas asturo warna
3.      Plastik
4.      Skrup
5.      Lem Glukol
6.      Isolasi
b.      Alat
1.    Gunting
2.    Kater
Pembuatan kartu menggunakan kertas HVS yang dilaminating biar kuat dan awet. Untuk pencetakan lewat computer.

4. Cara Menggunakan Media Kobame Flash
Langkah-langkah menggunakan media Kobame Flash adalah sebagai berikut:
a.       Papan display dibuka lebar dapat diletakkan diatas meja atau digantungkan dipapan tulis
b.      Keluarkan kartu yang ada pada bank kartu dan letakkan pada wadah nampan
c.       Tunjukkan kartu-kartu pada anak sesuai dengan teknik guru mengajarkan pada anak
d.      Untuk mengajarkan membaca permulaan gunakan kartu huruf terlebih dahulu untuk mengenalkan huruf, kemudian kartu gambar, kartu kata dan kartu kalimat kalau anak sudah bisa membaca.
e.       Kartu bisa didisplai pada papan displai yang dapat membantu guru dalam mengajar agar anak dapat memperhatikan dengan leluasa
Kartu Kobame Flash selain berfungsi sebagai Flashcard, juga dapat digunakan sebagai media menulis yang ada dibalik kartu gambar dan kartu kalimat. Selain untuk media menulis, kartu juga dapat digunakan sebagai media permainan, misalnya: permainan mengelompokkan kata, menyebutkan kata dan membaca kata, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a.       Anak dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah anak dalam satu kelas, maksimal satu kelompok terdiri atas 3-4 anak
b.      Kartu-kartu diletakkan pada nampan (kartu yang digunakan disesuaikan)
c.       Perwakilan kelompok diminta maju mengambil kartu sesuai perintah guru dan apabila sudah ketemu bisa didisplai pada papan displai (yang maju 2 kelompok karena papan display ada dua tempat)
d.      Apabila permainan memakai pembelajaran menulis, anak bisa menggunakan media menulis yang dibalik kartu kalimat (anak bisa menulis kata, mengelompokkan kata setelah mengambil kartu)

5.    Keunggulan dan Kelemahan Media Kobame Flash
Media Kobame Flash mempunyai keunggulan antara lain: dapat dibawa dan digunakan dimana-mana, dapat digunakan sebagai media permainan, mudah dibuat oleh guru dan pada bagian belakang papan display dapat juga digunakan sebagai tempat display dan permaianan kata.
Kelemahan media Kobame Flash untuk papan displai karena terbuat dari kertas duplek, maka untuk keawetan tidak dapat dijamin, kalau terkena air akan mudah rusak. Papan display Kobame Flash jga bias dibuat dari triplek untuk menjaga keawetan.