Penerapan Pembelajaran MAJIG di PAUD
A |
Latar
Belakang:
|
|||||||||||||||||||
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi
seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dalam proses
perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan
lingkungan dimana anak dapat mengeksploreasi pengalaman yang memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang
diperoleh dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan eksperimen yang
berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan
anak
Masa
ini merupakan masa awal pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa,
sosial, emosional, konsep diri,
disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai agama (Kemendiknas, 2010:2).
Oleh karena itu, pada masa ini dibutuhkan suatu kondisi dan stimulasi yang
sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai
secara optimal
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) hendaknya mampu
menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik, yang membangkitkan rasa ingin
tahu pada anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, kreatif, dalam suasana
yang menyenangkan. Melalui pembelajaran PAIKEM dan strategi pembelajaran yang
tepat anak dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengenal benda-benda
sisekitarnya.
Masalah kognitif akhir-akhir ini cukup memprihatinkan.
Banyak pelayanan pendidikan anak usia dini melakukan ”pengarbitan” pada anak melalui tugas-tugas akademik yang kurang
patut. Mengajarkan berbagai pengetahuan pada anak hanya sekedar dengan alat
bantu mengajar berupa poster atau gambar, bahkan ada yang lebih parah lagi
guru hanya menyampaikan dengan bahasa lisan tanpa alat bantu peraga mengajar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti
terhadap anak kelompok B3 TK Negeri Pembina 1 Kota Malang, menunjukkan bahwa
rangsangan menumbuhkan kemampuan kognitif
dalam mengenal benda disekitar anak masih jauh dari yang diharapkan.
Terbukti dari 21 anak hanya 8 anak yang dapat mencapai nilai KKM kelas. Dari
analisis tersebut diatas terdapat 62% anak yang masih belum memenuhi nilai
KKM kelas dan hanya ada 38% anak yang dapat memenuhi nilai KKM kelas
Guru harus pandai memotivasi peserta didik untuk
terbuka, kreatif, responsif, interaktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu
guru TK dituntut mampu merancang, mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik perkembangan dan kemajuan teknologi
(Depdiknas, 2006:1)
Memperhatikan hal tersebut diatas maka dalam upaya
untuk meningkatkan pengetahuan, maka penulis merancang strategi yang inovatif
dan membuat media pembelajaran
berbasis ICT yang dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga
pembelajaran menjadi variatif dalam karya tulis yang berjudul ” Penerapan
Strategi Pembelajaran Majig Menggunakan TV Media Untuk Meningkatkan Pengetahuan
Anak Kelompok B3 TK Negeri Pembina 1 Kota Malang. Hal ini dipilih karena
peneliti menganggap staregi dan media pembelajaran ini dapat meningkatkan
pengetahuan anak
|
||||||||||||||||||||
B
|
Rumusan
Masalah :
|
|||||||||||||||||||
Bagaimana Strategi Pembelajaran Majig menggunakan TV
Media dapat meningkatkan pengetahuan anak kelompok B3 TK Negeri Pembina I
Kota Malang ?
|
||||||||||||||||||||
C
|
Tujuan:
|
|||||||||||||||||||
Penelitian
ini secara umum bertujuan untuk perbaikan dalam pembelajaran dan untuk
meningkatkan pengetahuan anak. Secara khusus penelitian tindakan kelas (PTK)
ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran Majig
menggunakan TV Media dapat meningkatkan pengetahuan anak di Kelompok B3 TK
Negeri Pembina 1 Kota Malang
|
||||||||||||||||||||
D
|
Definisi Operasional:
|
|||||||||||||||||||
Pengetahuan
Anak
Pengetahuan adalah kemampuan berpikir individu anak dalam mengenal benda-benda disekitar anak,
yang dalam pembahasannya disesuaikan dengan tema yang akan diajarkan.
Strategi
Pembelajaran Majig
Strategi
Pembelajaran Majig adalah penggabungan pembelajara kooperatif tehnik mencari
pasangan dan jigsaw yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan anak
dalam mengenal benda sesuai tema yang diajarkan dan direncanakan dalam
pembelajaran yang akan diajarkan pada anak. Strategi ini dapat dilakukan
sambil bermain sesuai dengan prinsip pembelajaran di TK.
Kooperatif Tehnik
Mencari Pasangan
Menurut
Yudha & Rudianto (2005 : 69) Model pembelajaran kooperatif teknik mencari
pasangan adalah suatu pembelajaran kelompok yang beranggotakan empat orang
yang heterogen. Konsep pembelajaran diberikan kepada setiap kelompok dalam
bentuk kartu pasangan berupa gambar. Setiap kelompok harus mampu memasangkan
kartu tersebut dengan benar sesuai dengan pasangan kartunya.
Kooperatif Tehnik
Jigsaw
Teknik
mengajarkan Jigsaw dikembangkan oleh Aronson dkk., sebagai metode
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif model jigsaw merupakan
kegiatan pembelajaran kelompok terdiri dari 4-6 anak yang terstruktur,
terarah, terpadu, efektif dan efisien dalam mengkaji sesuatu melalui proses
kerjasama, bergotong-royong, saling membantu secara kolaboratif untuk tujuan
bersama sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif.
TV
Media
Media
pembelajaran berbasis ICT yang berupa media power point. Media ini dirancang
dengan tayangan-tayangan berupa gambar, lagu, dan video
|
||||||||||||||||||||
E
|
Langkah-Langkah
Strategi Pembelajaran Majig
|
|||||||||||||||||||
Pelaksanaan penerapan strategi pembelajaran Majig
menggunakan TV Media menggunakan model pembelajaran berdasarkan minat anak
dengan empat kegiatan yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan
kegiatan akhir. Dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan saintifik.
Berikut langkah-langkah pelaksanaannya:
1. Anak-anak dibagi dalam 5 kelompok yang
terdiri dari 4-5 anak tiap kelompok dengan diberi kartu bergambar.
2. Anak-anak akan mencari pasangan gambar
tersebut, apabila sudah ketemu akan berkumpul menjadi satu kelompok
3. Masing-masing kelompok akan diberi nama
sesuai dengan tema yang akan dibaha
5.
Masing-masing
kelompok akan mendaptkan tugas yang berbeda, dan dalam tiap tugas terbentuk
tim ahli sebagai motor dalam menyelesaikan tugas tersebut
6.
Pada kegiatan inti anak-anak diajak bermain 3 kali
permaian dan dalam setiap permainan anak-anak diberikan tugas yang berbeda
7. Setelah
semua kelompok menyelesaikan tugas yang telah diberikan, setiap kelompok
membacakan hasil kejanya secara bergantian dan anggota yang lainnya
mendengarkan serta dilakukan diskusi terhadap hasil yang telah
dibaca/dipresentasikan
Strategi Pembelajaran Majig dirancang
dalam 2 siklus dengan 2 kali pertemuan dalam satu siklus.
|
||||||||||||||||||||
F
|
Subyek
Penelitian :
|
|||||||||||||||||||
Subyek
Penelitian ini adalah peserta didik kelompok B3 TK Negeri Pembina 1 Kota
Malang Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016
|
||||||||||||||||||||
G
|
Waktu
dan Tempat Penelitian :
|
|||||||||||||||||||
Dilaksanakan mulai 22 September
2015 sampai dengan 02 November 2015
|
||||||||||||||||||||
H
|
Ruang
Lingkup Materi :
|
|||||||||||||||||||
Tema
yang diajarkan adalah Tema Binatang yang pada Siklus I mengambil Sub Tema
tentang macam-macam binatang,
sedangkan pada Siklus II mengambil sub tema tentang macam-macam binatang
berdasarkan ciri-cirinya
|
||||||||||||||||||||
I
|
Teknik
Pengumpulan Data :
|
|||||||||||||||||||
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
observasi, dokumentasi dan Unjuk Kerja.
|
||||||||||||||||||||
J
|
Instrumen Penelitian :
|
|||||||||||||||||||
Data penelitian ini dikumpulkan dengan observasi,
dokumentasi dan unjuk kerja antara lain:
a. Lembar observasi
b. Lembar Instrumen Penilaian Perkembangan
Anak
c. Dokumen daftar nilai hasil belajar siswa
d. Catatan kejadian dilapangan
Hasil-hasil
dari siklus pertama dilakukan refleksi untuk dijadikan bahan penyempurnaan
pada penerapan siklus kedua. Siklus keduapun direfleksi kembali guna
penyempurnaan pada pelaksanaan siklus ketiga dan pelaksanaan selanjutnya di
lapangan.
|
||||||||||||||||||||
K
|
Analisis
Data:
|
|||||||||||||||||||
Analisis
dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasar hasil observasi terhadap
motivasi berprestasi dan hasil belajar, dengan langkah berikut :
1.
Melakukan
reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul
2.
Melakukan
interpretasi, yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan
3.
Melakukan
inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran ini terjadi
peningkatan kreativitas dan hasil belajar atau tidak (berdasar hasil
observasi)
4.
Tahap
tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus
berikutnya atau dalam pelaksanaan di lapangan setelah siklus berakhir
berdasar inferensi yang telah ditetapkan
5.
Pengambilan
kesimpulan, diambil berdasarkan analisis hasil-hasil observasi yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian ini. Kemudian dituangkan dalam bentuk interpretasi
dalam bentuk pernyataan
|
||||||||||||||||||||
L Indikator Keberhasilan:
|
||||||||||||||||||||
Indikator keberhasilan kreatifitas dan hasil belajar
peningkatan pengetahuan anak dikatakan berhasil apabila presentase nilai
akhir anak 75% Kriteria keberhasilan
penilaian aspek perkembangan pengetahuan individu anak ini didasarkan pada
kreteria standar minimal nilai yang ada pada TK Negeri Pembina 1 Kota Malang,
dapat dilihat pada tabel berikut:
Indikator keberhasilan kelas dikatakan berhasil apabila
presentase kelas mencapai > 80%
dari jumlah anak dalam kelas telah mencapai KKM (Kreteria Ketuntasan
Minimal)
Untuk
menghitung prosentase keberhasilan kelas dapat menggunakan rumus hitung
prosentase sebagai berikut:
Prosentase
keberhasilan = Jumlah anak yang berhasil x 100%
Jumlah
keseluruhan anak
|
||||||||||||||||||||
M
|
Hasil
Penelitian:
|
|||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
N
|
Kesimpulan
:
|
|||||||||||||||||||
Penerapan strategi pembelajaran Majik
menggunakan TV Media dapat meningkatkan pengetahuan anak kelompok B3 TK
Negeri Pembina 1 Kota Malang.
Daftar Pustaka
Depag. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Raudhatul
Atfal. Jakarta: Depag
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman
Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal. Jakarta. Depdiknas
Depdiknas.2006. Pedoman Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta. Depdiknas
Depdiknas. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Di Taman
Kanak-Kanak. Surabaya. Depdiknas
Kemdiknas. 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di
Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemdiknas
Kemdiknas. 2010. Tingkat Pencapaian perkembangan Anak taman
Kanak-kanak. Jakarta: Kemdiknas
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standart Pendidikan Anak Usia Dini
Saputra. M. Yudha & Rudyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan
Ketrampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas
Semiawan. R. Cony. Prof. Dr. 2008. Belajar dan Pembelajar Prasekolah dan
Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks
Sujiono, Yuliani Nuraini, Dr.
M.Pd. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: PT Indeks
Soetjiningsih, dr. DSAK. 1995.
Tumbuh Kembang Anak. Surabaya:
Penerbit Buku Kedokteran ECG
Triyono, 2005. Pintu-Pintu Pendidikan Kontekstual Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas |
||||||||||||||||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar