Minggu, 25 Desember 2016

STRATEGI PEMBELAJARAN MAJIG DI PAUD

Oleh: Ikhwan Kurniawan, S.Pd

Penerapan Pembelajaran MAJIG di PAUD











A
Latar Belakang:




Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksploreasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperoleh dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan eksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak
Masa ini merupakan masa awal pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial,  emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai agama (Kemendiknas, 2010:2). Oleh karena itu, pada masa ini dibutuhkan suatu kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) hendaknya mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik, yang membangkitkan rasa ingin tahu pada anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, kreatif, dalam suasana yang menyenangkan. Melalui pembelajaran PAIKEM dan strategi pembelajaran yang tepat anak dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengenal benda-benda sisekitarnya.
Masalah kognitif akhir-akhir ini cukup memprihatinkan. Banyak pelayanan pendidikan anak usia dini melakukan ”pengarbitan” pada anak melalui tugas-tugas akademik yang kurang patut. Mengajarkan berbagai pengetahuan pada anak hanya sekedar dengan alat bantu mengajar berupa poster atau gambar, bahkan ada yang lebih parah lagi guru hanya menyampaikan dengan bahasa lisan tanpa alat bantu peraga mengajar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap anak kelompok B3 TK Negeri Pembina 1 Kota Malang, menunjukkan bahwa rangsangan menumbuhkan kemampuan kognitif  dalam mengenal benda disekitar anak masih jauh dari yang diharapkan. Terbukti dari 21 anak hanya 8 anak yang dapat mencapai nilai KKM kelas. Dari analisis tersebut diatas terdapat 62% anak yang masih belum memenuhi nilai KKM kelas dan hanya ada 38% anak yang dapat memenuhi nilai KKM kelas
Guru harus pandai memotivasi peserta didik untuk terbuka, kreatif, responsif, interaktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru TK dituntut mampu merancang, mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan dan kemajuan teknologi (Depdiknas, 2006:1)
Memperhatikan hal tersebut diatas maka dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan, maka penulis merancang strategi yang inovatif dan membuat media pembelajaran  berbasis ICT yang dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga pembelajaran menjadi variatif dalam karya tulis yang berjudul ” Penerapan Strategi Pembelajaran Majig Menggunakan TV Media Untuk Meningkatkan Pengetahuan Anak Kelompok B3 TK Negeri Pembina 1 Kota Malang. Hal ini dipilih karena peneliti menganggap staregi dan media pembelajaran ini dapat meningkatkan pengetahuan anak






B
Rumusan Masalah :




Bagaimana Strategi Pembelajaran Majig menggunakan TV Media dapat meningkatkan pengetahuan anak kelompok B3 TK Negeri Pembina I Kota Malang ?






C
Tujuan:




Penelitian ini secara umum bertujuan untuk perbaikan dalam pembelajaran dan untuk meningkatkan pengetahuan anak. Secara khusus penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran Majig menggunakan TV Media dapat meningkatkan pengetahuan anak di Kelompok B3 TK Negeri Pembina 1 Kota Malang






D
Definisi Operasional:




Pengetahuan Anak
             Pengetahuan  adalah kemampuan berpikir individu anak dalam mengenal benda-benda disekitar anak, yang dalam pembahasannya disesuaikan dengan tema yang akan diajarkan.

Strategi Pembelajaran Majig
Strategi Pembelajaran Majig adalah penggabungan pembelajara kooperatif tehnik mencari pasangan dan jigsaw yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan anak dalam mengenal benda sesuai tema yang diajarkan dan direncanakan dalam pembelajaran yang akan diajarkan pada anak. Strategi ini dapat dilakukan sambil bermain sesuai dengan prinsip pembelajaran di TK.

Kooperatif  Tehnik  Mencari Pasangan
Menurut Yudha & Rudianto (2005 : 69) Model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan adalah suatu pembelajaran kelompok yang beranggotakan empat orang yang heterogen. Konsep pembelajaran diberikan kepada setiap kelompok dalam bentuk kartu pasangan berupa gambar. Setiap kelompok harus mampu memasangkan kartu tersebut dengan benar sesuai dengan pasangan kartunya.
Kooperatif  Tehnik  Jigsaw
Teknik mengajarkan Jigsaw dikembangkan oleh Aronson dkk., sebagai metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif model jigsaw merupakan kegiatan pembelajaran kelompok terdiri dari 4-6 anak yang terstruktur, terarah, terpadu, efektif dan efisien dalam mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama, bergotong-royong, saling membantu secara kolaboratif untuk tujuan bersama sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif.

TV Media
Media pembelajaran berbasis ICT yang berupa media power point. Media ini dirancang dengan tayangan-tayangan berupa gambar, lagu, dan video






E
Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Majig




Pelaksanaan penerapan strategi pembelajaran Majig menggunakan TV Media menggunakan model pembelajaran berdasarkan minat anak dengan empat kegiatan yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir. Dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan saintifik. Berikut langkah-langkah pelaksanaannya:
1.      Anak-anak dibagi dalam 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 anak tiap kelompok dengan diberi kartu bergambar.
2.      Anak-anak akan mencari pasangan gambar tersebut, apabila sudah ketemu akan berkumpul menjadi satu kelompok
3.      Masing-masing kelompok akan diberi nama sesuai dengan tema yang akan dibaha
4. Dalam strategi pembelajaran Majig anak diajak bermain menyebutkan nama benda, mengelompokkan benda, menulis nama benda dan menyebutkan cirri-ciri benda
5.      Masing-masing kelompok akan mendaptkan tugas yang berbeda, dan dalam tiap tugas terbentuk tim ahli sebagai motor dalam menyelesaikan tugas tersebut
6.      Pada kegiatan inti anak-anak diajak bermain 3 kali permaian dan dalam setiap permainan anak-anak diberikan tugas yang berbeda
7.   Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas yang telah diberikan, setiap kelompok membacakan hasil kejanya secara bergantian dan anggota yang lainnya mendengarkan serta dilakukan diskusi terhadap hasil yang telah dibaca/dipresentasikan
Strategi Pembelajaran Majig dirancang dalam 2 siklus dengan 2 kali pertemuan dalam satu siklus.






F
Subyek Penelitian :




Subyek Penelitian ini adalah peserta didik kelompok B3 TK Negeri Pembina 1 Kota Malang Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016






G
Waktu dan Tempat Penelitian :




Dilaksanakan mulai 22 September 2015 sampai dengan 02 November 2015






H
Ruang Lingkup Materi :




Tema yang diajarkan adalah Tema Binatang yang pada Siklus I mengambil Sub Tema tentang  macam-macam binatang, sedangkan pada Siklus II mengambil sub tema tentang macam-macam binatang berdasarkan ciri-cirinya






I
Teknik Pengumpulan Data :




Teknik pengumpulan data yang digunakan  dalam penelitian ini terdiri atas observasi, dokumentasi dan Unjuk Kerja.






J
 Instrumen Penelitian :




Data penelitian ini dikumpulkan dengan observasi, dokumentasi dan unjuk kerja antara lain:
a.      Lembar observasi
b.      Lembar Instrumen Penilaian Perkembangan Anak
c.      Dokumen daftar nilai hasil belajar siswa
d.     Catatan kejadian dilapangan
Hasil-hasil dari siklus pertama dilakukan refleksi untuk dijadikan bahan penyempurnaan pada penerapan siklus kedua. Siklus keduapun direfleksi kembali guna penyempurnaan pada pelaksanaan siklus ketiga dan pelaksanaan selanjutnya di lapangan.






K
Analisis Data:




Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasar hasil observasi terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar, dengan langkah berikut :
1.        Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul
2.        Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan
3.        Melakukan inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran ini terjadi peningkatan kreativitas dan hasil belajar atau tidak (berdasar hasil observasi)
4.        Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya atau dalam pelaksanaan di lapangan setelah siklus berakhir berdasar inferensi yang telah ditetapkan
5.        Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan analisis hasil-hasil observasi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian ini. Kemudian dituangkan dalam bentuk interpretasi dalam bentuk pernyataan









L  Indikator Keberhasilan:




Indikator keberhasilan kreatifitas dan hasil belajar peningkatan pengetahuan anak dikatakan berhasil apabila presentase nilai akhir anak 75%  Kriteria keberhasilan penilaian aspek perkembangan pengetahuan individu anak ini didasarkan pada kreteria standar minimal nilai yang ada pada TK Negeri Pembina 1 Kota Malang, dapat dilihat pada tabel berikut:

Prosentase
Bobot Nilai
Kategori
100 % - 90%
4
Sangat mampu
89% - 75%
3
Mampu
74% - 63%
2
Kurang mampu
62% - 10%
1
Tidak mampu

Indikator keberhasilan kelas dikatakan berhasil apabila presentase kelas mencapai > 80%  dari jumlah anak dalam kelas telah mencapai KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal)
Untuk menghitung prosentase keberhasilan kelas dapat menggunakan rumus hitung prosentase sebagai berikut:

Prosentase keberhasilan   =  Jumlah anak yang berhasil  x 100%
                   Jumlah keseluruhan anak






M
Hasil Penelitian:





PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
8 anak
(38 % )
15 anak
( 71 % )
19 anak
( 90 % )


N
Kesimpulan :

Penerapan strategi pembelajaran Majik menggunakan TV Media dapat meningkatkan pengetahuan anak kelompok B3 TK Negeri Pembina 1 Kota Malang.

Daftar Pustaka


Depag. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Raudhatul Atfal. Jakarta: Depag

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal. Jakarta. Depdiknas

Depdiknas.2006. Pedoman Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Depdiknas

Depdiknas. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak. Surabaya. Depdiknas

Kemdiknas. 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemdiknas

Kemdiknas. 2010. Tingkat Pencapaian perkembangan Anak taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemdiknas
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standart Pendidikan Anak Usia Dini
Saputra. M. Yudha & Rudyanto. 2005.  Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Ketrampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas

Semiawan. R. Cony. Prof. Dr. 2008. Belajar dan Pembelajar Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks

Sujiono, Yuliani Nuraini, Dr. M.Pd. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks
Soetjiningsih, dr. DSAK. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Triyono, 2005. Pintu-Pintu Pendidikan Kontekstual Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas







Tidak ada komentar:

Posting Komentar